Peralatan listrik yang merupakan beban tidak linear, menimbulkan arus yang tidak linear, dan arus ini akan menginterferensi jaringan listrik. Penyaluran daya listrik yang ideal pada umumnya menggunakan frekuensi tunggal dan konstan serta pada tegangan tertentu.
Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linear dan beban non linear. Sementara penyaluran daya listrik menggunakan frekuensi tunggal dan konstan serta pada tegangan tertentu, misalnya pada frekuensi 50 hz, 220 volt. Beban linear adalah beban yang memberikan bentuk keluaran linear, artinya daya yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan.
Sedangkan beban non linear adalah keluarannya tidak sebanding dengan tegangan, sehingga arus balik melalui kawat netral tidak sama dengan nol.
Penyebab ketidaksempurnaan ini antara lain adalah harmonisa dari peralatan-peralatan pemakai energi listrik, dimana peralatan tersebut mengeluarkan gelombang sendiri dan menginterferensi gelombang fundamental dan amplitudo dari arus maupun tegangan.
Harmonisa ini akan menyebabkan gelombang fundamental maupun amplitudo terdistorsi. Akibat dari ketidaksempurnaan frekuensi maupun amplitudo berpengaruh pada :
Meningkatnya resonansi sistem penyaluran tenaga listrik.
Mengurangi efisiensi pembangkitan tenaga dan transmisi serta utilitasnya.
Mengurangi umur isolasi dari komponen penyaluran tenaga listrik. Interferensi pada sistem proteksi, peralatan konsumen, saluran telekomunikasi. Sumber-sumber harmonik peralatan penyaluran tenaga listrik antara lain konverter statis, magnetisasi transformator yang tidak linear, putaran mesin arus bolak-balik, tanur listrik, dan lampu flouresen. Dalam menentukan distorsi relatif yang dikarenakan adanya harmonisa pada sistem tenaga, dinyatakan dalam total harmonic distorsion (THD). THD diukur dari jumlah distorsi harmonisa yang disebabkan sistem tegangan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap fundamentalnya, yaitu harmonisa ke-1.
EmoticonEmoticon