Cara Membaca Penunjukkan Amperemeter DC Analog

8:24 AM

Cara Membaca Penunjukkan Amperemeter DC Analog

Kebetulan sekali sedang ‘rajin’ bikin buku Pengukuran Listrik. Ya iyalah, dikejar deadline minggu ketiga Maret sih…wkwkwk. Nah, pas ngetik bagaimana cara membaca hasil penunjukkan dari alat ukur, kebetulan dalam hal ini adalah Amperemeter DC Analog, jadilah sekalian di posting di sini.
Ada sesuatu yang sebetulnya yang mendasari kenapa posting ini dibuat. Beberapa kejadian pada saat UAS Praktikum mendorong saya untuk membuat posting ini, Bagaimana tidak, waktu itu dibuat kaget, karena ternyata setelah 1 semester + beberapa minggu matrikulasi, masih saja ada mahasiswa yang masih belum bisa (baca : salah) membaca hasil yang ditunjukkan pada skala alat ukur, pastinya alat ukur analog.  Kok bisa??? Pada Matrikulasi, pastinya sudah diajarkan bagaimana melakukan penaksiran pada skala Baik Amperemeter, Voltmeter maupun Ohmmeter. Analog dan Digital. Selama praktikum pun, pastilah alat ukur adalah ‘peralatan tempur’nya….ya namanya Praktikum Pengukuran Listrik. Lalu kenapa yaaa….?:-(  Saya seringkali mendapat jawaban begini : ‘Selama praktikum, saya gak pernah di kasih pegang alat buk’….waduh….
Pada saat praktikum, tentu dosen dan instruktur berusaha untuk selalu mengawasi bagaimana cara mahasiswanya ‘bekerja’ untuk mendapatkan data. Termasuk membantu menyelesaikan berbagai trouble shooting yang terjadi, men-cek apakah data yang didapat sudah benar paling tidak dengan tingkat error yang kecil. Di awal perkuliahan,biasanya saya juga gak lupa untuk mengingatkan mahasiswa saya, bahwa mereka bayar sama besar untuk kuliah di sini, maka tidak ada yang punya hak lebih besar untuk menggunakan alat-alat yang ada di Lab. Semua punya hak yang sama, maka jangan pernah mau hanya jadi juru tulis. Begitu. Saya juga menyampaikan, bagi yang lebih mampu,untuk mau berbagi ilmu buat teman sekelompoknya dan tidak memonopoli. Artinya memberikan kesempatan kepada rekan-rekan satu kelompoknya untuk mencoba merangkai dan mengambil data.
Saya pikir, sebagai seorang mahasiswa, tentunya mereka sudah cukup dewasa untuk memahami apa yang sudah saya sampaikan. Me-manage sendiri, harus seperti apa bentuk kerjasamanya sehingga tujuan agar semua anggota kelompok BISA, tercapai. Tentu itu adalah salah satu penghargaan saya kepada mereka, karena menurut saya itu adalah salah satu jalan bagi mereka untuk menunjukkan mereka bukan anak kecil yang harus dipelototi dan di-dikte apa yang harus mereka rencanakan dan lakukan. Tapi ternyata…masih ada yang komplain/curhat demikian. Entahlah kalau mahasiswanya saja yang sebetulnya memang tidak berniat ambil bagian dalam setiappengambilan data kelompoknya. Dan puas hanya menjadi tukang tulis atau tukang buat tabel. Duh…
Oklah, sekarang kita kembali ke niat awal tadi. Gambar alat ukur yang saya tampilkan di sini adalah alat ukur yang biasa digunakan di Lab.RLPL. Kita mulai.
Gambar di bawah ini menunjukkan salah satu Amperemeter DC Analog. Bagian knop yang ada di atas adalah probe positif dan range (1, 3, 10 dan 30 mA). Range yang digunakan saat ini adalah   30 mA. Persamaan untuk menghitung besarnya nilai yang terukur oleh alat ukur adalah :
1
 11
Amperemeter DC Analog.
Jika dilihat lebih dekat, maka penunjukkan pointer diperlihatkan pada Gambar di bawah ini. Perhatikan ada 2 skala penuh yang bisa kita gunakan, yakni skala penuh 10 dan 30. Untuk skala penuh 10,perhatikan bahwa setiap garis kecil pada skala tersebut bernilai 0,1. Sementara pada skala penuh 30, setiap garis kecil bernilai 0,2.
12
Penunjukkan Pointer Amperemeter_1
Jika kita membaca penunjukkan jarum pada skala 10, maka penunjukkan pointer adalah tepat pada 1,9. Sehingga besarnya arus yang terukur berdasarkan persamaan tadi adalah :
4
Sementara jika yang digunakan adalah skala penuh 30,maka penunjukkan pointer adalah 5,8. Jika dilihat dengan seksama, pointer tidak berada tepat pada 5,8. Tetapi berada diantara nilai 5,6 dan 5,8. Namun lebih dekat pada nilai 5,8. Sehingga pembacaan yang benar adalah 5,8.
Dilarang membaca penunjukkan tersebut dengan nilai 5,7.Meskipun sebenarnya pointer tidak tepat berada pada 5,6 ataupun 5,8. Namun, skala yang diberikan oleh alat ukur hanyalah 5,6 atau 5,8. Oleh karena itu pemilihan pembacaan yang benar adalah pada penunjukkan pointer terdekat, yakni pada nilai 5,8.Jika pointer terlihat tepat berada di antara 2 skala yang disediakan, maka dibolehkan untuk memilih skala bawah atau atas. Maka, nilai arus yang terukur pada skala penuh 30 adalah :
5
Pada contoh lain, seperti terlihat pada Gambar di bawah ini,  jika Range yang digunakan adalah 3 mA, maka penunjukkan pada skala penuh 10 adalah diantara nilai 8,1 dan 8,2. Namun jika dilihat dari gambar, pointer lebih dekat pada nilai 8,1. Sementara pada skala penuh 30, pointer berada pada nilai 24,4. Maka nilai arus yang terukur jika menggunakan skala penuh 10 adalah :
8
6
Penunjukkan Pointer Amperemeter_2
 Sementara jika menggunakan skala penuh 30,maka besar arus yang terukur adalah :
9
Dari dua contoh yang sudah diberikan, bisa dilihat bahwa skala penuh yang manapun yang akan kita gunakan untuk membaca hasil pengukuran, akan menghasilkan pembacaan yang sama atau paling tidak berdekatan. Jika anda mendapatkan hasil yang berbeda pada skala penuh yang berbeda(padahal yang diukur sama),maka anda melakukan kesalahan, mungkin pada penaksiran skala atau pada perhitungannya.
Ingat juga bahwa nilai yang dihasilkan tidak akan mungkin lebih besar dari Range yang digunakan. baca kembali apa itu Range. Sehingga sangat mudah memastikan bahwa Anda salah taksir atu hitung, jika hasil yang Anda dapat lebih besar dari Range. Begitu.
Jadii…mudah sekali bukan.Maka sangat aneh jika masih ada yang belum ‘dapet’ bagaimana membaca hasil pengukuran dari alat ukur. Bahkan bagi mahasiswa yang sudah ini aja mainannya,maka dia sudah bisa menyimpulkan dan menemukan sendiri, tanpa harus diberitahu,bagaimana cara membaca nilai-nilai hasil pengukuran alat ukur analog, tanpa harus menghitung apalagi menggunakan Kalkulator  :-)
Semoga postingan ini bisa bermanfaat.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »